Do’a Nabi Muhammad

31 Maret 2011

“Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak kenyang, mata yang tidak menangis, dan do’a yang tidak dikabulkan.”


MASALAH ? CURHAT KEPADA SIAPA?

30 Maret 2011

Siapakah di dunia ini yang tidak pernah punya masalah? Selama seseorang itu, masih bernapas, maka dapat dipastikan orang itu mempunyai masalah. Saya, anda, orang di sekitar kita, semuanya pasti mengalami apa yang dinamakan masalah. Nah, pada saat kita mengalami masalah kita memerlukan orang lain (pihak ketiga) untuk membantu kita menyelesaikan masalah kita. Tapi tidak jarang, orang yang mulanya membantu masalah kita, tetapi tidak mampu juga menyelesaikan masalah kita. Kepada siapa lagi kita mengadu? Haruskah kita mengadu kepada setiap orang?

Tidak setiap orang dapat menjaga lisannya, karenanya lebih baik kita memilih dengan selektif orang yang kita jadikan tempat curhat. Terjaminkah rahasia anda? Tidak ada yang bisa menjamin. Selagi anda bercerita kepada manusia, maka apa yang anda sampaikan beresiko bocor ke orang lain. Jangankan kepada orang awam, kepada psikolog atau dokterpun sebagian juga ada yang disampaikan kepada orang lain, walaupun mereka sudah disumpah tidak akan menyampaikan rahasia pasien kepada siapapun.

Bagaimana menghadapi masalah?

Masalah tak ubahnya seperti musibah yang menimpa kita. Dalam kekalutan, tidak jarang kita berpikir pendek dan negatif. Ingin membunuh atau ingin bunuh diri dan sebagainya. Itulah gambaran yang terjadi.Sebagian orang tidak berhasil menemukan pemecahan masalah yang efektif. Akhirnya strategi negatiflah yang ditempuhnya.

Sebagai umat yang beragama Islam, kita diajarkan apabila ditimpa musibah (dalam hal ini termasuk berbagai masalah) ucapkanlah Innalillahi wa inna ilaihi roji’un (segalanya berasal dari Allah dan segalanya akan kembali kepada Allah). Secara teori ini gampang dilakukan, tetapi ternyata tidak gampang dilakukan. Hal ini kembali kepada keseharian kita. Kata orang; kita bisa karena biasa. Nah, menanamkan kebiasaan inilah yang penting.

Allah SWT. tidak tidur dan Dia berjanji “Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan.” Kitapun dianjurkan sholat istikharah untuk menentukan pilihan yang terbaik atau sholat hajat untuk memohon suatu hajat/keinginan. Tetapi tidak dengan sekali berdoa, terus langsung terkabul. Untuk mendapatkan sesuatu dari yang kita minta, tentunya harus PDKT dulu. Pendekatanlah. Bagaimana pendekatannya?

Allah SWT berfirman : “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembah (beribadah) kepada-Ku.” Nah, pendekatannya adalah laksanakan perintah-Nya dengan ikhlas. Makin ikhlas nilai ibadah anda, semakin besar do’a anda akan terkabul. Di sisi lain, Allah juga tidak akan langsung mengabulkan do’a kita, karena Allah lebih tahu yang terbaik buat kita. Dia juga akan menguji kita, seberapa tulus kehambaan kita di hadapan-Nya.

Lantas bagaimana dengan janji Allah tadi? Janji-Nya adalah suatu kepastian dan berbaiksangkalah kepada Allah. Dia akan memberikan yang terbaik buat kita, hanya jalannya terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Makin tinggi keimanan seseorang, makin tinggi pula ujian dan masalah yang dihadapinya. Tetapi, yakinlah dengan janji Allah “bersama kesusahan akan datang kemudahan.” Inilah yang kita pegang. Semoga Allah memudahkan kita dalam mengatasi masalah.


HIKMAH DIALOG TENTANG JILBAB

28 Maret 2011

Di sebuah area diskusi mengenai jilbab, salah satu anggota menanyakan hal berikut :

Aku mau nanya apa memakai celana jens yk kentat bagi para wanita it boleh atau tidak…?

Salah satu peserta lain menjawab sebagai berikut :

Tidak boleh ukht, karena aurat tidak hanya terlihat, tapi juga terbentuk. itu sama aja berpakaian tapi telanjang.. seperti apa yang disabdakan Rosul:

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:

[1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan

[2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.

Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Jadi, tdk ada istilah mengenakan jilbab tapi dia mengenakan baju dan celana ketat. belajar yang syar’i ya?

wallahu’alam..

Dari diiskusi tersebut, menggelitik hati saya, di mana saat ini, banyak sekali wanita yang mengaku “muslimah” dan ngakunya telah berjilbab, tetapi masya Allah;

1) berjilbab tapi berjoget dan bergoyang,

2) pakaiannya terkadang tembus pandang,

3) begitu ketatnya pakaiannya, sehingga bentuk dan lekuk tubuhnya begitu jelas terlihat,

4) kerudungnya tidak menutupi dadanya.

Parahnya lagi, sebagian dari mereka ini, dengan enaknya berpegangan tangan dengan lelaki bukan suami dan bukan pula muhrimnya. Ada juga yang berkendaraan dan berboncengan dengan teman prianya (mungkin pacar) begitu eratnya merangkulkan tangannya di pinggang pria itu.Parahnya lagi, sebagian dari mereka yang “ngakunya” sudah berjilbab ini, ternyata hamil tanpa menikah. Na’udzubillahi min dzalik

Inikah kata pepatah Jawa : Saiki zaman wis edan, sing ora edan ora keduman (Sekarang zaman sudah gila, yang tidak gila tidak kebagian).

Ataukah ini salah satu tanda-tanda hari kiamat adalah di mana zina dikerjakan secara berterang-terangan?

Dengan bibit yang seperti itu, dapatkah melahirkan generasi yang Robbani (berketuhanan) dan sholih/sholihah, sementara bibitnya bukan bibit unggul?

Ataukah ini adalah dampak dari apa yang dimakan orang tuanya dan makanan yang diberikan orang tuanya kepada anaknya? Konon katanya, apabila seseorang itu memakan makanan yang haram, maka yang ada di pikirannyapun juga adalah hal-hal yang haram?

Semoga Allah membimbing jalan kita dan mengarahkan kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, sehingga kita dapat menjadi hamba di hadapan-NYA yang hanya mengharap ridho-Nya. Amin.

Wallahu a’lamu bishshowab.